Beranda | Artikel
Mengucapkan Laa Ilaaha Illallah Dengan Yakin
Selasa, 25 Januari 2022

Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Yahya Badrusalam

Mengucapkan Laa Ilaaha Illallah Dengan Yakin merupakan bagian dari kajian Islam ilmiah Mukhtashar Shahih Muslim yang disampaikan oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. Hafidzahullah. Kajian ini disampaikan pada Ahad, 20 Jumadil Akhir 1443 H / 23 Januari 2022 M.

Kajian Hadits Mengucapkan Laa Ilaaha Illallah Dengan Yakin

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, ia berkata: “Kami pernah duduk-duduk bersama Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, saat itu ada Abu Bakar, Umar dan beberapa sahabat yang lain. Maka Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pun bangkitlah dari tengah-tengah kami karena hendak buang hajat, dan beliau lama tidak kembali. Maka kami merasa khawatir jika terjadi sesuatu pada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, dan kami pun merasa ketakutan jangan-jangan terjadi sesuatu pada Rasulullah. Maka kami pun kemudian bangkitlah dan aku orang yang pertama kali merasa khawatir.

Aku pun keluar untuk mencari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, hingga aku pun mendatangi sebuah kebun yang dipagari milik kaum Anshar dari Bani Najjar. Maka aku mengelilinginya barangkali aku bisa mendapatkan pintu untuk masuk dan ternyata tidak ada.  Ternyata ada selokan yang masuk ke dalam kebun tersebut dari sebuah sumur yang ada di luar dimana selokan ini memang untuk pengaliran air. Maka akupun meringkuk untuk masuk, lalu aku pun masuk. Ternyata di situ ada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sedang buang hajat.

Maka Rasulullah bersabda: ‘Apakah itu Abu Hurairah?’ Aku berkata: ‘Iya wahai Rasulullah.’ Rasulullah bertanya: ‘Ada apa dengan kamu?’ Aku berkata: ‘Engkau tadi berada di tengah-tengah kami dan lalu engkau pergi namun engkau lambat tidak pulang-pulang, kami khawatir terjadi sesuatu pada dirimu. Maka kami pun merasa ketakutan dan aku yang pertama kali ketakutan. Maka aku mendatangi kebun ini dan menyelinap masuk melewati selokan itu seperti halnya musang. Dan orang-orang ada di belakangku menyusul.’

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: ‘Wahai Abu Hurairah…’ Sambil beliau memberikan kepadaku dua sendalnya. Kemudian beliau bersabda:

اذْهَبْ بِنَعْلَيَّ هَاتَيْنِ فَمَنْ لَقِيتَ, مِنْ وَرَاءِ هَذَا الْحَائِطِ يَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ مُسْتَيْقِنًا بِهَا قَلْبُهُ فَبَشِّرْهُ بِالْجَنَّةِ.

‘Pergilah dengan membawa dua sendalku ini. Siapa saja yang kamu temui di belakang tembok ini yang ia bersyahadat Laa Ilaaha Illallah dalam keadaan hatinya betul-betul yakin dalam syahadatnya, maka berikan kabar gembira kepadanya dengan surga.’

Maka Abu Hurairah pergilah membawa dua sendal Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Maka yang pertama kali aku temui adalah Umar. Lalu Umar bertanya: ‘Ini dua sendal siapa hai Abu Hurairah?’

‘Ini dua sendal Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengutusku dengan membawa dua sendal ini untuk memberikan kabar gembira kepada setiap yang aku temui yang dia bersyahadat Laa Ilaaha Illallah dalam keadaan hatinya yakin, aku berikan kabar gembira dengan surga.’

Maka Umar pun kemudian mendorong dadaku sehingga aku pun jatuh diatas pantatku. Lalu Umar berkata: ‘Kembalilah kamu kepada Rasulullah, hai Abu Hurairah.’ Maka aku pun kembalilah kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, maka aku pun menangis. Sementara Umar mengikutiku di belakangku.

Maka Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: ‘Ada apa engkau hai Abu Hurairah?’ Abu Hurairah menjawab: ‘Tadi aku bertemu dengan Umar dan aku mengabarkan sesuai dengan yang aku kirim engkau dengannya. Tapi Umar malah mendorong dadaku sehingga aku pun jatuh diatas pantatku. Lalu Umar berkata: ‘Kembali engkau hai Abu Hurairah.’

Maka Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: ‘Hai Umar, apa yang membuat kamu berbuat seperti itu?’ Lalu Umar berkata: ‘Demi ayah dan ibuku sebagai jaminannya, apakah benar engkau mengutus Abu Hurairah dengan membawa dua sendalmu untuk memberikan kabar gembira dengan surga kepada siapa yang ia temui yang bersyahadat Laa Ilaaha Illallah dalam keadaan hatinya yakin.’

Kata Rasulullah: ‘Betul’ Kemudian Umar berkata: ‘Jangan lakukan itu, wahai Rasulullah. Karena aku khawatir nanti orang-orang mengandalkan syahadat saja dan tidak mau beramal. Biarkan mereka beramal, wahai Rasulullah.’ Maka Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: ‘Kalau begitu biarkan mereka.`” (HR. Muslim)

Di antara faedah dari hadits ini adalah:

Mengajarkan Ilmu

Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam senantiasa berkumpul dengan para sahabatnya dalam rangka untuk mengajarkan mereka ilmu. Dan terkadang Rasulullah berjalan-jalan bersama para sahabat ke kebun memberikan faedah ilmu kepada mereka. Hendaknya seorang ahli ilmu juga demikian, berusaha untuk mengajarkan manusia ilmu dalam berbagai macam kesempatan. Ketika keluar jalan-jalan bersama mereka, entah ke kebun atau ke pantai misalnya sambil kemudian mengajarkan kepada mereka ilmu.

Cinta para sahabat

Betapa cintanya para sahabat kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Dimana para sahabat sangat khawatir terjadi sesuatu pada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Ketika Rasulullah pergi untuk buang hajat dan ternyata lama tidak kembali, maka para sahabat langsung merasa khawatir jangan-jangan terjadi sesuatu pada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Subhanallah.. itu menunjukkan akan cinta mereka kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

Mereka generasi yang paling mencintai Rasulullah. Maka contohlah para sahabat, bagaimana mereka mencintai Rasulullah. Tidak seperti di zaman sekarang orang mengaku mencintai Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tapi cara ibadahnya, akhlaknya, aqidahnya, cara beragamanya tidak sesuai dengan ibadah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Bukan begitu caranya mencintai Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

Hakikat mencintai Rasulullah adalah dengan ittiba’. Allah berfirman:

قُلْ إِن كُنتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ…

“Katakan: ‘Jika kalian mencintai Allah, ikutilah aku (yaitu Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam), niscaya Allah akan cintai kalian dan Allah akan mengampuni dosa kalian.`” (QS. Ali-Imran[3]: 31)

Itu dia ittiba’. Adapun sebatas mengklaim ‘cinta Rasul’ setahun sekali, itupun dengan cara merayakan sesuatu yang Rasulullah tidak pernah rayakan. Apakah ada Rasulullah pernah merayakan kelahiran beliau? Apakah para sahabat ada merayakan kelahiran beliau? Jawabnya tidak ada. Apakah para sahabat kurang cintanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam? Apakah ada para Tabi’in, para tabiut tabi’in atau imam mazhab yang empat yang merayakannya? Jawabnya tidak ada. Karena itu baru muncul pada tahun 360-an. Dan yang pertama kali melakukannya juga dari Bani Fatimiyah.

Oleh karena itu lihatlah para sahabat, mereka lebih cinta kepada Rasulullah dari kita. Maka contoh cara para sahabat dalam mencintai Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

Bagaimana pembahasan lengkapnya? Mari download dan simak mp3 kajian yang penuh manfaat ini.

Download mp3 Kajian Hadits Mengucapkan Laa Ilaaha Illallah Dengan Yakin


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/51333-mengucapkan-laa-ilaaha-illallah-dengan-yakin/